Demam
Dalam Ash- Shahihain dari Ibnu Umar:" Nabi saw bersabda:" Sesungguhnya demam atau demam sangat adalah sebagian dari aroma neraka Jahanm, maka dinginkanlah dengan air".
Demam aksidental (karena tumor, gerakan tubuh, sengatan sinar matahari). demam yang asalnya berhubungan dengan darah, maka ia dinamakan demam sehari, dan apabila asalnya berhubungan dengan humor (salah satu dari cairan tubuh yang menentukan kesehatan dan watak seseorang). empat humor utama adalah darah, lendir phlegma, cairan empedu, dan melancoly (black bile).
Demam kadang besar gunanya bagi badan, melebihi pengobatan.seingkali demam sehari dan demam putrecent menjadi penyebab kematangan bagi materi yang kasar yang tidak matang kecuali dengan demam, dan menjadi penyebab keterbukaan penyumbatan, yang tidak dapat dicapai oleh obat-obatan pembuka penyumbatan.
Galileo, dalam kitabnya The Acces to Healing:"Jika seorang lelaki muda yang baik ingatan dan sehat, tidak menderita tumor pada isi perutnya, mandi dengan air dingin pada waktu kepanasan yang sangat atau berenang di dalamnya, akan bermanfaat baginya".
Ar-Razi di dalam kitabnya:"Apabila tenaga kuat, demam tajam sekali dan kematangan nyata tanpa tumor di dalam perut, dan tanpa burut, maka meminum air dingin akan bermanfaat. dan jika orang yang sakit itu gemuk, periodenya panas dan dia terbiasa menggunaka air dingin dari luar, maka yang demikian dibolehkan."
ucapan beliau saw. "dengan air " mengandung makna ia adalah semua air dan atau air zam-zam.
Demam sehari adalah kaffarah setahun, ada dua pendapat seperti dalam satu atsar.
Pendapat 1:
Demam yang memasuki seiap anggota dan ruas tubuh, yang jumlahnya 360 ruas, untuk menghapuskan dosa-dosa hari ini sesuai dengan jumlah ruas.
Pendapat 2:
Demam memberikan pengaruh pada badan yang tidak hilang secara keseluruhan dalam setahun, seperti dikatan Nabi saw. " Barangsiapa yang meminum khamr, maka sholatnya tidak akan diterima selam 04 hari". ini berarti bahwa bekas khamr akan tetap dalam perut hamba Allah, uratnya dan anggota badannya sema 40 hari. wallahua'lam.
sumber: Thibnabawi.
0 komentar:
Posting Komentar